Sahabatku
Tetap jaga niatan kita untuk selalu ikhlas.
Imam Nawawi mengartikan niat sebagai menuju ke sesuatu dan berkeinginan untuk melakukannya. Singkatnya, niat diartikan sebagai suatu tujuan dan keinginan.

Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah ‎ﷺ bersabda: “Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya,” (HR al Bukhari dan Muslim)

Jadi niat itu dasar dan kunci suatu amal perbuatan. Bahkan, niat disebut sebagai ruh, penuntun dan pengendali suatu amalan.
Dalam hadits lainnya, Nabi Muhammad menyebut bahwa الله melihat hambaNya dari niat dan amalan yang mereka kerjakan.

Seorang muslim juga harus meyakini bahwa niat adalah rukun sekaligus syarat bagi segala amal. Karenanya, niat dipandang bukan sekadar ucapan, melainkan kesemangatan hati untuk beramal sesuai dengan tujuan mendapat manfaat yang benar. Amal tanpa niat yang benar menyebabkan pelakunya berbuat riya’, mengada-ada dan dibenci oleh الله.
Ada yang berkata pada Dzun Nuun Al Mishri rahimahullah, Kapan seorang hamba bisa mengetahui dirinya itu ikhlas? Jika ia telah mencurahkan segala usahanya untuk melakukan ketaatan dan ia tidak gila pujian manusia, jawab Dzun Nuun.
Coba simak perkataan Ibnu ‘Atho’ dalam hikamnya. Beliau berkata, Ketahuilah bahwa manusia biasa memujimu karena itulah yang mereka lihat secara lahir darimu. Seharusnya engkau menjadikan dirimu itu cambuk dari pujian tersebut. Karena ingatlah orang yang paling bodoh adalah yang dirinya itu yakin akan pujian manusia padahal ia yakin akan kekurangan dirinya.

Lalu mengapa kita masih memiliki sifat untuk gila pujian dari manusia? Mengharap ridho الله tentu lebih nikmat dari segalanya.
17 Muharram 1446 – 23 Juli 2024

💚💎🔸O❀❁•════✧